Tuesday, May 17, 2016

KONSEP PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

1.      Konsep pembelajaran berbasis web
Pembelajaran berbasis web adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, sehingga sering disebut juga dengan e-learning. Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel)  dan jangkauanya mencakup seluruh dunia. Internet memiliki banyak fasilitas yang dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam kegiatan pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat, Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), atau World Wide Web (WWW).Pengajaran berbasis web (WBI) sebagai program pengajaran berbasis hypermedia  yang memanfaatkan atribut dan sumber daya World Wide Web (Web) untuk menciptakan   lingkungan belajar yang kondusif. Konvensi internasional, menyatakan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan berbagai proses dan aplikasi elektronik untuk pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah CBT, WBI, CD, dan lain-lain.
Sedangkan pembelajaran berbasis web diartikan sebagai pembelajaran melalui internet, intranet, dan halaman web saja. Web based learning dapat diartikan  juga  sebagai pemanfaatan web/internet untuk pembelajaran. Pemanfaatan itu dapat berupa sumber bahan ajar maupun media pembelajaran. Pada perkembangannya web based learning ini sering disebut elearning (lihat di wikipedia, web based learning di-direct ke E-learning), meskipun ada yang menyebutkan elearning ini adalah electronic learning bukan internet learning. 

Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web
 Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang menyanangkan, memiliki unsur interaktivitas yang tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
Dikarenakan sifatnya maya/virtual, pembelajaran berbasis web dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan pengaksesan materi pembeajan. Penghantaran materi pemblajaran kini tidal lagi tergantung pada medium fisik seperti buku pelajaran cetak atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini berbentuk data digital yang bisa diuraikan melalui perangkat elektronik seperti computer, smartphone, telepon selular atau piranti elektronik lainnya.
Disamping beberapa unggulan tersebut, pembelajaran berbasis web juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa dan guru yang disebabkan oleh banyak faktor teknis. Menyikapi hal tersebut, kruse berpandangan, dengan semakin majunya teknologi internet dan jaringan dan semakin cepatnya koneksi internet beberapa tahun belakangan ini, maka kelemahan terbesar dari pembelajaran berbasis web ini bisa diminimalisasi dalam beberapa tahun ke depan.
memilih metode pembelajaran berbasis web
Terdapat dua langkah yang harus dilakukkan untuk menentukan metode pembelajaran berbasis web jenis apa yang cocok diterapkan dalam suatu kondisi pembelajaran.
Langkah pertama adalah menentukan terlebih dahulu tipe pembelajaran yang akan disampaikan. Analisis kebutuhan dilakukkan pada langkah ini, untuk menentukan ranah mana yang akan disentuh dalam oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotorik atau afektif.
Dalam pembelajaran berbasis web untuk mengelompokkan tujuan pembelajaran  atau pelatihan sehingga mengembangkan program dapat mengetahui jenis jenis kemampuan kognitif yang masing-masingnya membutuhkan penyampaian informasi, latihan dan penilaian yang berbeda.
Langkah kedua dari pemilihan proses pembelajaran, adalah memilih tipe pembelajaran berbasis web yang paling tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mulai memilih tipe pembelajaran berbasis web mana yang paling tepat, pertama tentukan ranah pembelajaran yang paling mempresentasikan tujuan, yaitu kognitif, psikomotor atau afektif (Rusman, 2013)
Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis web
 Kelebihan pembelajaran berbasis web antara lain adalah sebagai berikut: (1) Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk mempelajari apapun. (2) Pebelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya
dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual. (3) Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pebelajar dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar. (4) Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar. (5) Dapat mendorong pebelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar (6) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran. (7) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan (8) Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah. Sedangkan untuk kekurangan pembelajaran berbasis web antara lain adalah sebagai berikut: (1) Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemndirian dan motivasi pembelajar. (2) Akses untuk mengikuti pembelajaran untuk dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi pembelajar. (3) Pebelajar dapat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak bisa mengakses informasi, dikarenakan tidak terdapatnya peralatan yang memadai dan bandwidth yang cukup. (4) Dibutuhkan panduan bagi pebelajar untuk mencari informasi yang elevan, karena informasi yang terdapat di dalam web sangat beragam. (5) Dengan menggunkan pembelajaran berbasis web, pebelajar terkadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dala fasilitas
 PRINSIP-PRINSIP PEBELAJARAN BERBASIS WEB
Pembelajaran berbasis web dibangun melalui beberapa priip yang berpearandalam menentukan keerhasilan proses pembelajaran ini pada tahap implementasi. Hal yang membuat pembelajaran berbasis web ini efektif pada dasarnya bergantung pada pandangan dari pemegang kepentingan. Oleh karenanya sangat sulit untuk menetukan prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam pembelajaran berbasis web. Menurut Rusman (2011) prinsip pembelajaran berbasis web adalah :
a. Interaksi
Interaksi berarti kapasitas komunikasi degan orang lain yang tertarik pada topik yang sama atau menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Dalam lingkungan belajar, interaksi berarti kapasitas berbicara baik antar peserta, maupun antar peseta dengan instruktur. Interaksi membedakan antara pembelajaran berbasis web dengan pembelajaran berbasis komputer (Computer-Based-Instruction). Hal ini berarti bahwa mereka yang terlibat dalam pembelajaran berbasis web tidak berkomunikasi dengan mesin, melainkan dengan orang lain (baik peserta maupun tutor)yang kemungkinan tidak berada dalam lokasi bahkan waktu yang sama.
b. Ketergunaan
Ketergunaan yang dimaksud disini adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua elemen penting dalam prinsip ketergunaan ini yaitu konsisten dan kesederhanaan. Intinya adalah bagaimana pemgembangan pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan belajara yang konsisten dan sederhana, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses pembelajaran maupun navigasi konten (materi dan aktivitas belajar lain).
c. Relevansi
Relevansi diperoleh melalui ketepatan dan kemudahan. Setiap informasi dalam web hendaknya dibuat sangat spesifik untuk meningkatkan pemahaman pembelajar dan menghindari bias. Menempatkan konten yang relevan dalam konteks yang tepat pada waktu yang tepat adalah bentuk seni tersendiri, dan sedikit pengembangan e-learning yang berhasil melakukan kombinasi ini. Hal ini melibatkan aspek keefektifan desain konten, serta kedinamisan pencarian dan penempatan konten (materi).
6. PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Dengan adanya internet, dunia menjadi terasa tanpa batas ruang dan waktu. Dengan adanya internet segala bentuk informasi menjadi semakin terbuka. Apa yang baru saja terjadi diberbagai belahan dunia dapat diketahui secara cepat dibelahan dunia lain. Kecanggihan teknologi sudah tersedia, dimana melalui teknologi internet kita dapat memperoleh segala macam informasi pendidikan, politik, ekonomi bahan, riset, iklan, gaya hidup, belanja, hiburan,dsb yang menyangkut seluruh aspek kehidupan yang terjadi dan ada diseluruh belahan dunia.
Dalam membangun SDM dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengikuti (up-date) perkembangan aplikasi IPTEK didunia industri agar lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dan fakta tersebut salah satu cara untuk mampu mengikuti perkembangan IPTEK yang cepat adalah selalu askek informasi yang up to date dan semua itu didapat melalui internet.
Beberapa manfaat internet untuk kepentingan pembelajaran, yaitu:
a.  Pengembangan profesional
·         Meningkatkan pengetahuan
·         Berbagi sumber informasi diantara rekan sejawat/sedepartemen
·         Berkomunikasi keseluruh belahan dunia
·         Kesempatan untuk menerbitkan/mengumumkan secara langsung
·         Mengatur komunikasi secara teratur
b. Sumber belajar/pusat informasi
·         Bahan baku/bahan ajar untuk segala bidang pelajaran
·         Akses informasi IPTEK
·         Bahan pustaka/referensi
c. Belajar sendiri secara cepat
·         Meningkatkan pengetahuan
·         Belajar berinteraktif
·         Mengembangkan kemampuan dibidang penelitian
 d. Menambah wawasan,pengetahuan,pergaulan, pengembangan karier
·         Meningkatkan komunikasi dengan seluruh masyarakat lain
·         Meningkatkan kepekaan akan permasalahan yan ada diseluruh dunia
·         Informasi beasiswa, pekerjaan,pelatihan
·         Hiburan,dsb
Dan masih banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dari internet sesuai kebutuhan informasi yang ingin diperoleh. Namun efek-efek negatif internet pun harus diwaspadai seperti penyebaran virus komputer, pornografi, plagiat, penipuan, pencurian, dsb. Segala fasilitas-fasilitas untuk memperoleh informasi sudah tersedia diinternet, tergantung bagaimana kita mampu memanfaatkannya untuk kebutuhan kita.
7. TEKNOLOGI PENDUKUNG E-LEARNING
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itudikenal istilah:
computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer;
computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer.
                Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Technology based learning, Ini pada prinsipnya terdiri dari Audio InformationTechnologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (video tape, video text, video messaging).
b. Technology based web-learning, ini pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board,Internet, e-mail, tele-collaboration).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalahkombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education),dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulanteknologi e-learning ini.
 Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”. Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-learning. e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas,solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.

                Pengembangan model e-learning merupakan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Dalam hal ini Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: (a). E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangat penting sehingga dikatakan sebagai persyaratan absolut. (2) e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, Pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-learning. (3) e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.
                Dalam pengembangan model e-learning perlu rancangan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan, khususnya dalam penggunaan internet. Menurut Haughey (Anwas, 2000) ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disamapaikan melalui internet.
                Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam memanfaatkan e-learning, sebagaimana para ahli pendidikan dan internet menyarankan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Bullen, 2001; Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi et.al, 1999; Yusup Hashim dan Razmah, 2001) antara lain: (1) Analisis Kebutuhan (Need Analysis), (2) Rancangan Instruksional, (3) Tahap Pengembangan, (4) Pelaksanaan, (5)Evaluasi.
                Adapun masalah-masalah yang sering dihadapi perlu diperhatikan juga, misalnya: (1) Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain. (2) Masalah ketersediaan software (piranti lunak). Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal. (3) Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada. (4) Masalah skill and knowledge. (5) Attitude terhadap ICT.
                Sihabudin dalam menguraikan dua contoh model pengembangan e-learning yakni model pengembangan e-learning dengan pendekatan knowledge Management (KM) dan model pendekatan e-learning dengan pendekatan Moodle.
a. Model Pengembangan E-Learning Dengan Pendekatan Knowledge Management
Knowledge Management (KM) dapat didefiniskan sebagai satu set (himpunan) intervesi orang, proses dan tool (teknologi) untuk mendukung proses pembuatan, pembau-ran, penyebaran dan penerapan pengetahuan. Pembuatan pengetahuan adalah proses perbaikan atau penambahan potongan-potongan pengetahuan tertentu selama proses pembelajaran terjadi melalui pengalaman. Pembauran pengetahuan merupakan proses pengumpulan, penyimpanan dan penyortiran dari pengetahuan yang dikembangkan dengan pengetahuan yang dimiliki. Penyebaran pengetahuan adalah proses pengambilan dan pendistribusian pengetahuan untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran yang lain. Penerapan pengetahuan merupakan proses pemanfaatan pengetahuan yang ada untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pengetahuan dikembangkan dalam proses pengalaman, seperti problem-solving, projek atau tugas.
b. Model Pengembangan E-Learning Dengan Pendekatan Moodle.
Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran ke dalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk masuk ke dalam ruang kelas digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Moodle itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment.
Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat dimasukkan dalam aplikasi moodle ini. Berbagai sumber dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran. Naskah tulisan yang ditulis dari aplikasi pengolah kata Microsoft Word, materi presentasi yang berasal dari Microsoft Power Point, Animasi Flash dan bahkan materi dalam format audio dan video dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran.
9. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING
a. Kelebihan e-Learning, antara lain :
l Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
l Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
l Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
l Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
l Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah pesertayang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
l Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
l Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.
b. Kekurangan E-Learning, antara lain:
l Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
l Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
l Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
l Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
l Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
l Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
l Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
l Kurangnya penguasaan bahasa komputer
http://fitratul01.blogspot.co.id/

Tuesday, April 19, 2016

TUTORIAL VAS BUNGA DARI KORAN OLEH ZULHIJATIL ISLAMI

PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI/VIDEO



PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI ATAU VIDEO
A.  Pengertian Media Video dan Televisi
1. Pengertian Media Video
Video adalah gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap[1]
2.      Pengertian Media Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik da mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu :

  1. Dituntun oleh instruktur, seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual.
  2. Sistematis, siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
  3. Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainny.
  4. Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Beberapa penelitian meunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas.[2]
  1. B.  Karakteristik Media Video dan  Televisi
Sebagai sebuah media pembelajaran, video dan televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
  1. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
  2. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
  3. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
  4. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).[3]
  1. C.  Kelebihan dan Kekurangan Media Video dan  Televisi
  2. Kelebihan dan Kekurangan Media Video
    1. Kelebihan
1)   Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerakan yang ditunjukkan itu dapat berupa rangsangan yang serasi, atau berupa respon yang diharapkan dari siswa.
2)   Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi.
3)   Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu.
4)   Akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran.
5)   Suatu kegiatan belajar mandiri dimana siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan komputer atau bahan cetakan.
2.      Kekurangan
1)   Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan ; dan harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita video yang akan digunakan.
2)   Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyita waktu.
3)   Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya.
4)   Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film hasilnya jelek.
5)   Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak.
6)   Jumlah huruf pada gafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah huruf grafis untuk film atau gambar diam.
7)   Perubahan yang sangat pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem video menjadi masalah yang berkelanjutan.[4]
  1. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi
    1. Kelebihan
1)   Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, obyek, dan drama.
2)   Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3)   Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.
4)   Televisi dapat memberikan kepada siswan peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri
5)   Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6)   Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain
7)   Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa.
2.      Kekurangan
1)   Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2)   Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3)   Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4)   Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5)   Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi besikap pasif selama penayangan. [5]
  1. D.  Pemanfaatan Media Video dan Televisi Sebagai Media Pembelajaran
Menurut Dwyer, video mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi kedalam jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari tayangan program. Pesan yang disampaikan melalui media video dapat mempengaruhi emosi yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang tidak dimiliki oleh media lain.[6]
Siaran pendidikan melalui televisi bagaimanapun tetap menarik bagi anak-anak dan dapat membantu anak-anak belajar yang lebih baik. Hal ini karena televisi mampu menyajikan bahan yang bergerak dinamis sehingga merangsang perhatian anak-anak. Dengan demikian anak-anak lebih tertarik dan mudah mencernakannya.[7]
Belajar melalui televisi mempunyai keuntungan ganda. Pertama, dapat mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dirancang, dan kedua, mampu meningkatkan daya apresiasi anak-anak.
Ruang kelas, yang menggunakan televisi sebagai media pendidikan, biasanya menampung sejumlah 40-50 oarang murid. Pada jumlah murid sebanyak itu masih mungkin mengamati acara televisi dengan baik. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar tidak terganggu. Apabila anak-anak belajar melalui televisi, mereka tidak hanya mengamati acaranya dengan tenang, melainkan mereka juga memperhatikan perubahan-perubahan gambar yang terjadi. Demikian pula merkeka memperhatikan susunan kata-kata dan teks yang ada.[8]
MEDIA PEMBELAJARAN TELEVISI

Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio.
Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Media informasi dan penerangan
2.      Media pendidikan dan hiburan
3.      Media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
4.      Media pertahanan dan keamanan

Televisi memang tidak dapat difungsikan mempunyai manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara yang ditayangkan televisi
Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi.
 Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak.
Televisi menarik minat baik terhadap orang dewasa khususnya pada anak-anak yang senang melihat televisi karena tayangan atau acara-acaranya yang menarik dan cara penyajiannya yang menyenangkan.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu :
  1. Dituntun oleh instruktur-seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman siswa.
  2. Sistematis-siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
  3. Teratur dan berurutan-siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan
  4. Terpadu- siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas.

Keunggulan televisi dalam pembelajaran antara lain:

1.      Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, drama.

2.      Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.

3.      Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.

4.      Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.

5.      Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.

6.      Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.

7.      Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan.

8.      Televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai.

9.      Televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.

10.  Televisi sifatnya langsung dan nyata. Dengan televisi siswa tahu kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.

11.  Hampir setiap mata pelajaran bisa di televisikan.

12.  Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.


Kelemahan televisi dalam pembelajaran antara lain:

1.      Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

2.      Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.

3.      Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.

4.      Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.

5.      Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.

6.      Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan.

Cara Menerapkan Media Televisi Dalam Pembelajaran.
Untuk menerapkan media televisi sebagai media dalam pembelajaran diperlukan langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu. untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran dari media televisi, contohnya pada mata pelajaran matematika yang biasanya membutuhkan contoh secara nyata atau setidaknya berupa visualisasi yang bergerak.


1.      Perencanaan dan kreativitas
Pertama menghendaki prosedur perencanaan yang terstruktur yang membutuhkan pengorganisasian, memperhatikan urutan yang logis, dan integritas terhadap keutuhan pesan.
Kedua menghendaki alur ide dan ekspresi yang bebas dan tak terstruktur yang dihasilkan oleh berfikir kreatif dan mengacu pada masalah yang timbul selama pengembangan media berlangsung.


2.      Mulai dengan Ide
Kita dapat mulai membuat perencanaan dengan ide yang muncul dalam benak kita.Suatu ide mungkin mengindikasikan minat yang kita miliki, tetapi ide yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan dengan kebutuhan suatu kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih membutuhkan keterampilan dari hanya sekedar pengetehuan dan perubahan sikap.
3.      Memotivasi, Memberi Informasi atau Mengajarkan Sesuatu
Kita perlu menentukan apakah media yang kita buat bertujuan memotivasi, member informasi atau mengajarkan sesuatu. Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan media dengan penekanan pada masing-masing aspek:
v  Untuk memotivasi, Teknik dramatis dan menghibur dapat digunakan. Hasil yang diinginkan adalah untuk mendorong minat dan menstimuli siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan pencariaan tujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
v  Untuk memberikan informasi, Media pembelajaran lebih banyak digunakan untuk presentasi sebelum pelajaran dimulai. Isi dan bentuk presentasi bersifat umum, merupakn pendahuluan, overview, laporan atau latar belakang suatu pengetahuan. Boleh juga menggunakan teknik dramatisasi, menghibur dan memotivasi untuk menarik perhatian.
v  Untuk mengajarkan sesuatu. Selain mempresentasikan informasi keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan dengan media yang sedang dipresentasika. Materi pembelajaran harus didisain lebih sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dalam rangka mengefektifkan pembelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar media tersebut tetap menyenangkan dan memberikan pengalaman yang mengasyikkan.
4.      Mengembangkan Tujuan
Ada tiga kelompok tujuan pembelajaran, yaitu:
v  Kognitif- berhubungan dengan pengetahuan dan informasi.
v  Afektif – berhubungan dengan sikap, apresiasi dan nilai.
v  Psikomotor – berhubungan dengan keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan materi pelajaran yang harus diberikan, perumusan tujuan berguna pula sebagai acuan membuat tes agar apa yang telah dirumusakan dapat diukur dengan tepat.
5.      Mempertimbamgkan Audience
Karakteristik siswa atau audience, yaitu mereka yang akan melihat, menggunakan dan belajar dari media yang kita buat, tidak dapat dipisahkan dari perumusan tujuan yang kita buat. Karakteristik audience seperti usia, tingkat pendidikan, pengetahuan terhadap subyek, keterampilan, sikap, konteks budaya, perbedaan individual, kesemuanya perlu diperhatikan dalam membuat tujuan dan topik bahasan. Perimbangan tentang audience ini merupakan hal yang dominan manakala kita mempertimbangkan kompleksitas ide, topik, kosakata, contoh-contoh dan tingkat partisipasi siswa yang di harapkan. Karena daya tangkap siswa berbeda – beda ada yang audiktif (cenderung lebih senang mendengarkan suara) dan ada yang lebih cepat dengan melihat gambar/tampilan sesuatu.
6.      Membuat dan memilih video/film/slide dalam sebuah team
Mengerjakan suatu media pembelajaran bersama-sama adalah ide yang sengat baik. Kita dapat berbagai ide, kreativitas, dan keahlian lainnya sehingga media yang kita buat akan lebih efektif, kreatif, dan menarik. Misalnya, dalam pembuatan media audio audio visual, satu kelompok pembuat media dapat terdiri dari ahli disain gambar, ahli efek suara, ahli materi dan ahli penggabungan film.
Perencanaan Teknis
Sebelum dapat megguanakan media audio visual dengan baik dan tepat guna, tentu banyak persiapan yang harus dilakukan diantaranya:
1)        Mempersiapkan ruangan yang tertutup sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu mengganggu pemutaran media.
2)        Mempersiapkan software dan hardware yang akan digunakan dalam menunjang proses pembelajaran.
3)        Pastikan software (VCD/DVD) yang digunakan dalam menjelaskan materi, sesuai dan cocok untuk disimak oleh siswa.
4)        Guru mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan video dan film yang ditampilkan.
5)        Sebelum memulai pastikan juga posisi duduk siswa dalam menyimak/menonton Film/video haruslah nyaman, agar siswa tidak ribut dan menyimak dengan baik.

Ketika kita akan mengajak siswa menyimak dalam mata pelajaran matematika setelah memenuhi 5 langkah persiapan diatas, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu, memulai pembelajaran dengan menyampaikan topik yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan teknis pembelajaran hari ini. Kemudian kita memutarkan video dan mengarahkan siswa untuk menyimak.




DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H., Pemilihan dan Pengembamgan Media Untuk Pembelajaran,  Penerjemah: Yusufhadi  Miarso, dkk ., Jakarta : Rajawali Pers, 1983
Arsyad, Azhar,  Media Pengajaran,  Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,  2000 , Cet. 2
Subroto, Darwanto Sastro, Televisi Sebagai Media Pendidikan Teori dan Praktik, Yogyakarta : Duta Wacan Univesity Press, 1992
                                                                                         

[1] Azhar Arsyad,  Media Pengajaran,  (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,  2000 ), Cet. 2, hlm. 48
[2] Ibid., hlm. 50-51
[4] Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembamgan Media untuk Pembelajaran, penerjemah: Yusufhadi  Miarso, dkk,  (Jakarta : Rajawali Pers, 1983), hlm. 105-107
[5] Azhar Arsyad, Op.Cit., hlm. 51-52
[7] Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan Teori dan Praktik, (Yogyakarta : Duta Wacan Univesity Press, 1992), hlm. 89