TUGAS 2 TIK
TENTANG
PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
OLEH
ZULHIJATIL ISLAMI
14005018
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TENTANG
PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
OLEH
ZULHIJATIL ISLAMI
14005018
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
Media Pembelajaran Berbasis TIK
Perkembangan
teknologi yang begitu pesat sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan.
Institusi pendidikan yang tidak menerapkan teknologi khususnya komputer ini
akan kalah bersaing. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi khususnya
komputer pada sekolah-sekolah merupakan satu contoh sekolah untuk meningkatkan
kualitas institusinya, karena dengan alat tersebut sebuah sekolah dapat
meningkatkan akses, mempercepat proses dan mengurangi administrasi birokrasi
konvensional. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat inilah ternyata
cukup mempengaruhi tatanan kehidupan manusia di semua sektor.
Revolusi
teknologi membuat komputer semakin tambah pintar, kompak, dan mudah dipakai.
Yang tadinya berukuran besar, kini semakin mengecil. Sampai bisa dibawa ke
mana-mana. Fungsinya pun semakin meluas seiring dengan berkembangnya
temuan-temuan kreatif perangkat lunaknya. Yang semula sekadar untuk membantu
memecahkan hitung-hitungan rumit kini bisa dipakai untuk olahkata, olahdata,
olahgambar, dan pangkalan data berbagai bidang kehidupan. Termasuk untuk
keperluan pendidikan dan hiburan bagi peserta didik-peserta didik. Apalagi
dengan munculnya teknologi multimedia (media ganda) interaktif yang sanggup
menyajikan tulisan, suara, gambar, animasi, dan video secara sekaligus maupun
bergantian. Peserta didik-peserta didik makin akrab dengan dunia perangkat
canggih yang pada awal dasawarsa '80-an' masih menjadi barang langka. Kini
semakin banyak peserta didik melek komputer.
Kemajuan
teknologi komputer membuat aktivitas menjadi serba cepat serta menjadikan dunia
seperti tanpa batas. Berbagai jenis informasi dapat diakses dengan cepat dan
akurat. Gelombang perubahan yang mengguncangkan ini telah memaksa sektor
pendidikan untuk memikirkan kembali segala sesuatu yang selama ini kita pahami
tentang pembelajaran, pendidikan maupun persekolahan. Revolusi teknologi harus
juga diimbangi dengan pembaharuan pendidikan, pengajaran dan persekolahan.
Dengan
masuknya teknologi informasi khususnya komputer telah banyak merubah tatanan
dan peran pendidikan. Sebagai contoh dahulunya guru merupakan sumber informasi
yang utama bagi peserta didik dengan hadirnya komputer melalui jaringan
internet telah membuat guru bukanlah satu-satunya sumber informasi tapi
infomasi dapat diakses dari komputer melalui jaringan internetnya, proses
belajar mengajar yang disampaikan secara klasikal dengan metode ceramah yang
membosankan tapi dengan hadirnya teknologi komputer menyebabkan pembelajaran
dapat dilakukan secara individual dan menyenangkan. Masih banyak lagi hal yang
mengalami perubahan mendasar dengan hadirnya teknologi komputer ini.
Peranan
teknologi komputer pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar.
Komputer telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan disemua sektor
kehidupan termasuk dalam sektor pendidikan. Komputer telah memberikan andil
besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur, operasi, dan
manajemen sistem pendidikan dan pembelajaran. Berkat teknologi komputer ini
berbagai kemudahan dapat dirasakan dalam proses pembelajaran seperti persentasi
mengajar, akses informasi (e-learning) dan pembuatan pembelajaran berbasis
komputer.
Komputer
itu ibaratnya pisau, kalau peserta didik tidak dibekali pengetahuan akan fungsi
dan pemakaian yang semestinya, dikhawatirkan pisau itu malah akan melukainya.
Orangtua dan guru pun perlu memahami betul fungsi dan dampaknya agar peserta
didik memperoleh manfaat sebesar-besarnya dan kerugian yang sekecil-kecilnya.
Masuknya
komputer dalam proses belajar akan melahirkan suasana yang menyenangkan karena
peserta didik dapat mengendalikan kecepatan belajar sesuai dengan kemampuannya.
Lalu gambar dan suara yang muncul membuat peserta didik tidak cepat bosan,
sebaliknya justru merangsang untuk mengetahui lebih jauh lagi. Dengan desain
program pembelajaran yang menarik diharapkan peserta didik menjadi tekun,
sehingga diharapkan menjadi lebih unggul di bidangnya, lebih cerdas, lebih
kreatif, dan lebih mampu melihat persoalan dari segi lain, kini dan masa
datang. Suasana menyenangkan seperti ini jarang dinikmati peserta didik, baik
ketika berhadapan dengan orangtua maupun guru dalam belajar. Mengapa? Selain
bisa jadi karena cara mengajarnya tidak menarik. Dengan (program) komputer, peserta
didik merasa bebas dari amarah dan tekanan.
Kalau
peserta didik berbuat salah, bahkan sampai seribu kali pun komputer tidak akan
pernah marah dan melotot yang bisa meruntuhkan rasa kepercayaan dan harga diri
peserta didik. Komputer biasanya malah memberi umpan balik sehingga peserta
didik tahu kesalahannya, dan bisa belajar dari kesalahan itu. Dengan demikian
peserta didik tidak segan mencoba-coba karena tidak takut berbuat salah.
dalam hal pendekatan
instruksional,Lowther,et.al. mengajukan beberapa metode pembelajaran untuk
membentuk kemampuan calon guru dalam menggunakan pendidikan berbasis web dan
teknologi lainnya di LPTK.yaitu:simulated
K-12 technology classroom;modeling;observing/participating
in technology setting;learning technology skill;and reflective practices.
Berikut ini tabel penjelasan yenyang
pendekatan pembelajaran untuk mencapai kemampuan mahasiswa keguruan dalam
melaksanakan pendidikan berbasis web beserta guidelines pelaksanaanya.
Masing-masing pendekatan memiliki kekuatan atau kecocokan untuk membentuk suatu jenis kemampuan tertentu,sehingga untuk membentuk kemampuan guru yang komprehensif, secara rasional menuntut penerapan pendekatan-pendekatan secara terintegrasi dan proporsional.Artinya pendekatan satu dengan yang lainnya harus saling melengkapi untuk membentuk kemampuan mengelola proses pendidikan berbasis web secara holistik.
Masing-masing pendekatan memiliki kekuatan atau kecocokan untuk membentuk suatu jenis kemampuan tertentu,sehingga untuk membentuk kemampuan guru yang komprehensif, secara rasional menuntut penerapan pendekatan-pendekatan secara terintegrasi dan proporsional.Artinya pendekatan satu dengan yang lainnya harus saling melengkapi untuk membentuk kemampuan mengelola proses pendidikan berbasis web secara holistik.
Instructional Approaches
(Lowther.ey.al.,2000:141)
Approach
|
Guidelines
|
Simulated K-12 technology
classroom
|
Dalam pelaksanaan pembelajaran
jenis ini harus mengikuti beberapa syarat berikut:
AKelas memiliki 3-6 komputer AMahasiswa keguruan dianggap dan memerankan siswa K-12 APelajaran berbasis masalah(problem-based) APelajaran melibatkan kolaborasi AMahasiswa melakukan pergantian peran dan aktifitas AMahasiswa mengalami,menggunakan komputer sebagai alat AMahasiswa mengalami memecahkan masalah teknis |
Modelling
|
Guru berperan seperti di bawah
ini,bahkan ketika melaksanakn simulated K-12 Technology Classroom:
ASebagai fasilitator APengelola pergantian/rotasi peran mahasiswa dalam berbagai aktifitas yang dilakukan APemecah masalah teknis |
Observing/Participating in
Technology Setting
|
Observasi dilakukan dengan:
ATidak menonjolkan penggunaan teknologi kepada kepada siswa K-12 ATidak mengancam karena kemampuan teknologi siswa tidak merupakan bagian yang perlu di observasi
Partisipasi:
ADilakukan dalam suasana yang terbuka AMahasiswa keguruan membantu ketika skill dan kapabilitas mereka sesuai dengan kebutuhan. |
Learning Technology Skill
|
Ada dua pendekatan yang bisa
dipilih:
AMengajarkan kemampuan teknologi terlebih dahulu,kemudian mengajarkan bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran AMengajarkan kemampuan teknologi sesuai kebutuhan ketika menggunakan teknologi sebagai alat belajar |
Reflective Practice
|
Melakukan reflektif atas
praktik/kegiatan yang telah dilakukan:
AMendorong pengembangan metakognitif AMembantu perkembangan rasa self-efficacy AMembimbing kegiatan penelitian |
Kemampuan yang dituntut bagi penyelenggaraan pendidikan
berbasis TIK
Menurut M.J. Lavenged (1980), pendidikan atau mendidik adalah upaya orang
dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk membantu anak atau orang yang belum
dewasa agar mencapai kedewasan. (Tatang, 2012).
Kemudian, Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi
Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya
dan juga Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pemberi pesan
(komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) sehingga terjadi kesamaan
pengertian atas pesan. (Afifah. M, 2014). Sedangkan teknologi informasi
dalam bidang pendidikan ialah ilmu pendidikan dalam bidang informasi berbasis
komputer yang digunakan dalam peningkatan kualitas pendidikan. (Lantip, 2011).
Adapun beberapa manfaat yang dapat
diberikan TIK bagi satu bangsa, antara lain: a. Meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat, b. Meningkatkan daya saing bangsa, c. Memperkuat
kesatuan dan persatuan nasional, d. Mewujudkan pemerintahan yang transparan, e.
Meningkatkan jati diri bangsa di tingkat internasional. (Idwan, 2013).
Terdapat pihak yang dituntut
kemampuannya agar pendidikan berbasis TIK dapat terselenggara, yaitu pihak
lembaga, pengelola, guru dan dosen. Pertama tuntutan kelembagaan jika lembaga
pendidikan, sekolah ingin sukses dalam menjalankan pendidikan berbasis TIK maka
harus ada kebijkana yang memihak, kerjasama dan komitmen antar unit kerja yang
mungkin akan terlihat. Pihak pihak yang terkait, adalah Departemen TI,
Departemen Sistem Informasi dan manajemen sistem informasi, Departemen
pengembangan produk, Departemen SDM dll. (Rusman,2013).
Kedua tuntutan kemampuan pengelola,
yaitu mampu untuk meyakinkan atau menemukan nilai – nilai baik yang ada dalam
pendidikan berbasis TIK bagi kepentingan pendidikan dan profesional, memahami
secara mendalam mengenai pengaruh psikologis, menggunakan sistem virtual bagi
pada kejiwaan terdidik, mampu menyesuaikan budaya dan sikap lembaga dalam
sistem pendidikan dan pelatihan online.
Kemudian memahami bagaimana
pendidikan berbasis TIK mampu mempengarui organisasi, memahami dan menyadari
adanya berbagai keterbatasan baik secara hardware maupun software, mengetahui
berbagai persyaratan, mampu untuk melakukan evaluasi,dll.
Ketiga tuntutan kemampuan guru,
memiliki sikap positif terhadap TI, memahami potensi pendidikan TI, mampu
menggunakan TI dalam kurikulum secara efektif, mampu mengelola penggunaan TI di
dalam kelas, mampu menilai penggunaan TI, mampu meyakinkan adanya perbedaan dan
kemajuan, memiliki kemampuan teknis untuk menggunakan TI serta selalu
memperbarui kemampuan yang telah dimiliki.
Dalam menjalankan suatu pendidikan hendaknya pendidik harus
dituntut mempunyai kemampuan, apalagi dalam pendidikan berbasis TIK. Terdapat
hal hal yang harus dimengerti agar proses pendidikan dapat berjalan sesuai
dengan yang dicita – citakan serta mendapatkan tujuan pendidikan yang
diharapkan.
Penguasaan
TIK dalam pembelajaran menjadi suatu keharusan bagi para guru. Ada beberapa
asumsi dan prasyarat pendukung efektivitas pembelajaran berbantuan TIK.Pertama,
guru berperan sebagai fasilitator yang memberi kemudahan belajar kepada
murid. Kedua, guru bukan satu-satunya sumber informasi, bukan hanya
mentransfer pengetahuan dan instruktur, melainkan subjek yang belajar dari
siswa sekaligus mitra belajar siswa. Ketiga, guru sebagai
programer, yang selalu menghasilkan berbagai karya inovatif berupa program,
piranti keras dan lunak yang akan dimanfaatkan untuk membelajaran siswa.
(Darminto, 2014).
Sudjana dan Rivai menjelaskan
beberapa model pembelajaran berbantuan komputer, yaitu: (1) model latihan dan
praktik; (2) model tutorial; (3) model problem solving; (4) model
simulasi; dan (5) model permainan (games). Pembagian lainnya adalah:
1. Model Selektif
(Klasikal): penggunaan komputer dengan sebuah media tayang lebar di dalam
kelas.
2. Model Sekuensial
(Berurutan): perangkat komputer yang tersedia di sekolah belum memungkinkan
seluruh siswa menggunakannya. Siswa mendapat kesempatan melakukan sendiri,
secara bergantian menggunakan komputer untuk mengeksplorasi informasi yang
dilakukan secara berurutan.
3. Model
Laboratorium (Individual): model ini yang paling ideal di mana setiap siswa
dapat menggunakan perangkat komputer untuk mengakses materi ajar. Siswa dapat
belajar secara mandiri, juga dapat meng-copy software untuk
digunakan di rumah sebagai bahan remedial. Selain itu siswa dapat menggunakan
media internet di luar jam sekolah untuk menerima atau mengirim tugas, mencari
bahan dari luar sekolah.
Tahapan komunikasi yang dilalui
pengguna aplikasi multimedia: (1) komputer menyajikan materi pelajaran; (2)
siswa mempelajari materi tersebut; (3) komputer mengajukan pertanyaaan; (4)
siswa memberikan respon; (5) komputer memeriksa respon tersebut; bila benar,
komputer menyajikan materi berikutnya, tetapi jika jawaban salah, komputer
memberikan jawaban benar dan penjelasan.
Untuk menerapkan pembelajaran berbasis komputer ada
beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu:
1. Concept, menentukan
tujuan dan siapa pengguna program (identifikasi audiens, dalam hal ini tentunya
siswa);. menentukan macam aplikasi (presentasi, interaktif, dll) dan tujuan
aplikasi (hiburan, pelatihan, pembelajaran, dan lainnya);
2. Design, membuat
spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan dan kebutuhan
material/bahan untuk prgoram;
3. Material
Collecting, mengumpulkan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; tahap ini
dapat dikerjakan paralel dengan tahap assembly;
4. Assembly, membuat/memroduksi
semua objek atau bahan multimedia, melibatkan tenaga spesialis yang terampil
atau mampu memanfaatkan berbagai jenis software. Pembuatan aplikasi
multimedia ini berdasarkan storyboard dan struktur navigasi
yang berasal dari tahap desain;
5. Testing, dilakukan
setelah selesai tahap assembly dengan menjalankan aplikasi/program
dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Disebut juga tahap pengujian alpha
(alpha test) di mana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan
pembuatnya sendiri;
6. Distribution, penyimpanan
aplikasi dalam suatu media penyimpanan. Jika media penyimpanan tidak cukup
untuk menampung aplikasinya, maka dilakukan kompresi terhadap aplikasi
tersebut.
Kemudian didalam pembelajaran berbasis TIK tidak hanya kemampuan saja yang
diperlukan melainkan terdapat kondisi – kondisi yang harus diperhatikan
seperti, faktor lingkungan yang meliputi institusi penyelenggaraan pendidikan
dan masyarakat, siswa atau peserta didik meliputi usia, latar belakang, budaya
penguasaan bahasa dan berbagai gaya belajarnya dan terakhir guru atau pendidik
meliputi latar belakang, usia, gaya mengajar, pengalaman dan personalitinya.
(Tilaar, 2002).