BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan Formal adalah pendidikan yang dilaksanakan pada sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan dan
Pendidikan Informal adalah pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga dan
masyarakat, sedangkan Pendidikan Nonformal (PNF) adalah pendidikan di luar
pendidikan formal yang berfungsi sebagai pelengkap (complement), pengganti (substitute),
dan penambah (suplement) pendidikan
sekolah (UU No. 20/2003 tentang SISDIKNAS). Sasaran pendidikan nonformal sangat
luas dan beragam, dari mulai peserta didik masyarakat yang belum pernah
sekolah, putus sekolah atau yang tamat sekolah tertentu tetapi ingin menambah pengetahuan/keterampilan, termasuk
peserta didik masyarakat yang telah bekerja tetapi masih membutuhkan tambahan
pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Pendidikan Non Formal disebut juga
Pendidikan Luar Sekolah yang merupakan Pendidikan yang terorganisasir di luar
Sistem Pendidikan Formal, diselenggarakan secara tersendiri atau merupakan
bagian terpenting dari suatu kegiatan yang lebih luas, yang ditujukan kepada
warga belajar di dalam mencapai tujuan belajar. (WP. Napitupulu. 2000).
|
Sedangkan menurut pasal 26 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun
2003 yang dimaksud dengan Pendidikan nonformal itu meliputi :
1. Pendidikan
nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlu-kan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
penambah, pengganti, dan pelengkap pendidikan foramal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat.
2. Pendidikan
nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap
kepribadian profesional.
3.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan anak usia dini,pendidikan kepemudaan,pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan, dan pelatihan kerja,
pendidi-kan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.
4.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga
kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat,dan majelis taklim serta satuan pendidikan sejenis.
Pendidikan nonformal merupakan suatu
altenatif yang perlu dikembang-kan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang timbul pada pen-didikan formal atau yang tidak dapat diatasi oleh
pendidikan formal.
Dalam mencapai terwujudnya tujuan sistem
pendidikan nasional tersebut didirikanlah sebuah lembaga yang melaksanakan
aktifitas yang berkaitan dengan Pendidikan Nonformal yang dinamakan dengan SKB
(Sanggar Kegiatan Belajar).
Keberadaan
SKB sangat diperlukan bagi masyarakat mengingat masih banyaknya anak – anak
yang putus sekolah yang berasal dari tingkat ekonomi rendah maupun yang tidak
terlayani. Pemerintah melaksanakan berbagai upaya baik di jalur formal
(persekolahan) maupun di jalur non formal (paket kesetaraan A, B dan C).
Khususnya setelah pemerintah mengeluarkan program wajib belajar sembilan tahun
dan program tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat. Sehingga keberadaan
SKB menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.
Pengetahuan dan keterampilan tanpa adanya praktik belum cukup, untuk itu
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) mempunyai mata kuliah magang yang bertujuan untuk
mengaktualisasikan potensi mahasiswa berupa sikap, tindakan dan kinerja menuju
terbentuknya mahasiswa yang memiliki kemampuan meningkatkan ilmu pengetahuan
yang kreatif dan inovatif. Melalui mata kuliah magang ini, mahasiswa dapat
dibina dan dikembangkan sikap mental yang tangguh dalam menghadapi berbagai
masalah dan tantangan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Dengan belajar
sambil bekerja ini, PLS selalu berusaha mencari dan mendapatkan cara-cara yang
tepat dan relevan yang akan digunakan sebagai pendekatan dan
strategi proses interaksi belajar dalam bentuk pemagangan Pendidikan Luar
Sekolah di SKB Kota Solok.
Didalam pelaksanaan pemagangan ini dapat dilaporkan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan selama mengikuti pemagangan di SPNF SKB Kota Solok dan
program-program yang dilaksanakan, serta bagaimana proses pelaksanaannya
dilapangan. Disini kita juga akan mengetahui kendala-kendala apa yang ditemui
serta bagaimana solusi pemecahan dari masalah yang ditemui dapat terselesaikan
dengan baik.
Sebagaimana implementasi dari kegiatan magang PLS ini menuntut adanya
penguasaan konsep-konsep serta mampu menyerap dan mengalami praktik PLS di
lapangan. Pemagang mampu memahami aturan, prinsip dan konsep dalam suatu
kegiatan nyata sehingga sistematika dan urutan kerja yang dilakukan dalam
penyelesaian suatu pekerjaan yang terjadi di lapangan.
Dalam
melaksanakan program kerja SKB dikelola oleh pamong belajar. Pamong
belajar merupakan tenaga kependidikan pada bidang Pendidikan Non Formal yang
diangkat sebagai pegawai negeri sipil pada Unit Pelayanan Teknis (UPT) pada lembaga PLS, baik yang diangkat di
Kabupaten / Kota, Provinsi dan Regional.
Pamong
belajar mempunyai tugas yaitu memfasilitasi suatu kegiatan pembelajaran agar
proses pembelajaran tersebut dapat berjalan secara optimal. Disamping itu
pamong belajar dituntut menjadi seorang organisator dan motivator dalam suatu kegiatan pembelajaran
sehingga terciptalah kondisi yang kondusif bagi terselenggaranya kegiatan
belajar di SKB. Dalam menjalankan program di SKB pamong belajar berpatokan
kepada sepuluh patokan Dikmas.
Menurut Permenpan N0. 15 tahun 2010 Pamong belajar memiliki tugas yaitu
berdasarkan jenjang jabatan atau tingkatan yang pada umumnya mengelolah dan
melaksanakan proses pembelajaran,berawal dari perencanaan sampai akhirnya
evaluasi dan tindak lanjut, pengkajian program dan pengembangan model.
Sebagai mahasiswa magang di SKB, mahasiswa melaksanakan berbagai tugas pokok pamong
belajar seperti administrasi dan pembelajaran terhadap warga belajar. Mahasiswa magang bertugas
membantu pamong belajar dalam melaksanakan berbagai tugas kepamongan sekaligus
belajar teori dan praktek tentang berbagai tugas tersebut yang dibimbing oleh
pamong belajar pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang yang salah
satunya yaitu membuat laporan akhir kegiatan kegiatan program paket A . Penulis menemukan sebuah
permasalahan atau kasus pada Rendahnya
minat belajar dan motivasi diri warga belajar paket A .
B. Tujuan
Secara umum pemagangan mahasiswa pada SKB bertujuan untuk :
1.
Mengenal lingkungan
SKB baik fisik, administrasi maupun akademik
2.
Mengasah kemampuan
mahasiswa dibidang administrasi, manajemen dan edukatif.
3.
Membina hubungan yang
baik dengan semua unsur yang terlibat dalam situasi nyata.
4.
Melatih diri untuk
menjadi tenaga profesional di bidang Pendidikan Luar Sekolah.
Secara
khusus pemagangan mahasiswa pada sanggar kegiatan belajar bertujuan:
1.
Agar mahasiswa dapat
memperoleh pengalaman langsung melalui proses bekerja sambil belajar dalam hal
merencanakan, menyusun, melaksanakan, memonitoring dan mengevaluasi satuan
program PLS dan program pembelajaran PLS.
2.
Agar mahasiswa memperoleh
pengalaman langsung dalam hal menyusun laporan pelaksanaan satuan program PLS
dan program pembelajaran PLS.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari magang
PLS ini adalah:
1.
Bagi Mahasiswa
a.
Mengenal dan memahami visi dan misi dari SKB
sebagai wadah yang akan mengembangkan sumber daya manusia
b.
Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja secara
nyata dilapangan
c.
Melatih diri agar dapat menyesuaikan diri dengan
dunia kerja
d.
Terbinananya hubungan kerjasama yang baik antara
lembaga dan individu didalamnya
e.
Dapat menumbuhkan pola pikir yang realistis
terhadap program-program yang telah dan akan dilaksanakan oleh SKB
f.
Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang
berbagai hal dalam perencanaan suatu
program dan program pembelajaran PLS
2.
Bagi staf pengajar atau dosen pembimbing
Diharapkan memperoleh input berupa informasi tentang kondisi objektif lapangan
kerja di bidang ke PLS an yang ada di tengah-tengah masyarakat khususnya di
lembaga Sanggar Kegiatan Belajar dan menjadi bahan pemikiran dalam pengembangan
jurusan PLS dalam materi pada khususnya.
3.
Bagi lembaga tempat magang
a.
Sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam
melaksanakan kegiatan selanjutnya.
b.
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengembangan
program pembelajaran pendidikan luar sekolah.

TINJAUAN TEMPAT LEMBAGA
A.
Sejarah dan
Usia SPNF SKB Kota Solok
SPNF SKB Kota Solok berlokasi di jalan
Tembok Ampang Kualo di kelurahan Nan Balimo Kota Solok. SPNF SKB Kota Solok
pada awalnya merupakan lembaga pendidikan dalam bidang pendidikan non formal
yang pada awalnya bernama IPM (Inspeksi Pendidikan Masyarakat), kemudian pada
tahun 1970 berganti nama menjadi Pusat Latihan Pendidikan Masyarakat (PLPM),
yang berlokasi di jorong Sawah Ampang Nagari Muara panas Kecamatan Bukit Sundi
Kab. Solok, yang Langsung dibina oleh Bidang Dikmas Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan Sumatra Barat.
Pada tanggal 6 maret 1979 PLPM secara
resmi berganti nama menjadi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Bukit Sundi
Kabupaten Solok melalui SK Mendikbud RI. No.043/0/1979. Untuk pelaksanaan
tugasnya SKB Bukit Sundi secara Administratif bertanggung jawab dan dibina oleh
Kakandep Dikbud Kab. Solok, sedangkan secara teknis edukatif bertanggung jawab
dan dibina oleh Direktorat Tenaga Teknis (Diktentis), Dikjen PLS, Depdikbud.
SKB Bukit Sundi Kabupaten Solok Memiliki 8
wilayah kerja yakni 6 kecamatan bagi Bukit Sundi dan 2 Kecamatan yang ada di
Kota Solok, hal ini sesuai dengan SK Mendikbud RI No.026/0/1989, yang merupakan
pelembagaan SKB X Koto Singkarak di Saning Bakar. Kemudian pada tanggal 20
Februari 1997 melalui SK Mendikbud RI No.023/0/1997, SKB Bukit Sundi berganti
nama menjadi SKB Kota solok, dengan wilayah kerja 1 kecamatan di Kabupaten
Solok dan 2 Kecamatan di Kota Solok.
|
- Visi dan Misi SPNF SKB Kota Solok
a.
Visi
Mewujudkan masyarakat gemar belajar, bekerja, berusaha, sehingga tercipta
masyarakat yang terampil, mandiri, dan mampu menghadapi tantangan global.
b.
Misi
1)
Meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan nonformal
2)
Meningkatkan kualitas dan kuantitas program pendidikan
nonformal
3)
Meningkatkan dan dan mengembangkan prasarana dan
fasilitas belajar pendidikan nonformal
4)
Mengembangkan kurikulum pendidikan nonformal dengan
memperhatikan aspek relevansi dengan kebutuhan masyarakat, pembangunan, dunia
kerja, industri, sumber daya manusia dan sumber daya alam
5)
Meningkatkan kendali mutu pelaksanaan program
pendidikan nonformal
6)
Meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan pendidikan
nonformal
2. Strategi
Untuk mewujudkan visi dan
misi tersebut, SPNF SKB Kota Solok memiliki Strategi Sebagai Berikut :
a.
Mengidentifikasi dan menganalisis sasaran pendidikan
nonformal
b. Menganalisis
kebutuhan belajar masyarakat
c. Memperkuat
kelembagaan dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan nonformal
d. Meningkatkan
kemampuan pamong belajar dan staf tata usaha
e. Memperkuat,
memperluas dan meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah, kebutuhan dunia kerja dan industri.
f. Meningkatkan
kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendukung pendidikan nonformal.
g. Menciptakan
sistem jaringan informasi dan kerja sama lintas sektoral yang dapat mendukung
dan memperlancar penyelenggaraan
pendidikan nonformal
h. Menciptakan
dan menetapkan sarana belajar dan alat pendukung belajar.
B. Bidang Garapan SPNF SKB Kota Solok
Adapun bidang garapan SPNF SKB meliputi :
1.
Keaksaraan fungsional
2. Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD)
3. Pendidikan
Kesetaraan (Kesetaran SD, SMP, SMA)
4. Pendidikan
Berkelanjutan (Life Skills dan Kursus) meliputi :
a. Keterampilan
menjahit (dasar, terampil, mahir)
b. Menjahit
bad cover
c. Kewirausahaan
Desa (KWD) sulaman usus
d. Kewirausahaan
kota (KWK) budi daya tanaman
e. Aneka
kue
f. Operator
komputer
g. Teknisi
komputer
h. Teknisi
Handpone
i.
Perbengkelan sepeda motor
j.
Keterampilan atomotif
k. Keterampilan
salon kecantikan wajah dan kulit
l.
Bordir (Dasar, terampil, mahir)
m. KBU
(kelompok Belajar Usaha)
n. Diklat
Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan Pendidikan Nonforma
C. Sarana dan Prasarana
NO
|
SARANA & PRASARANA
|
LUAS
|
Kualitas
|
Kuantitas
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
|
Luas Tanah/ Lahan Keseluruhan
Perkantoran
Aula
Ruang Fungsional
Ruang Belajar
Ruang Perpustakaan
Ruang ICT
Dapur
Ruangan Praktek
Lapangan Serbaguna
Kamar Mandi/WC
Rusunawa
|
13.830
m
98
m
384
m
56
m
168
m
42
m
56
m
21
m
210
m
12x25 m2
2x2 m2
1.183 m3
|
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
|
1,4 Ha
2 ruangan
1 buah
1 ruangan
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
6 buah
1 buah
11 buah
56 kamar
|
Sumber : Dokumentasi Data Pemegang
Inventaris SPNF SKB Kota Solok
D. Deskripsi Kegiatan Manajemen
1. Rincian tugas pokok kepala SPNF SKB Kota
Solok
Sebagai seorang kepala Unit Pelaksana Teknik Dinas maka Kepala SPNF SKB
Kota Solok Memiliki kewajiban memimpin dan mengarahkan seluruh staf untuk
melaksanakan tugasnya masing-masing. Adapun rincian tugas pokok Kepala SPNF
Kota Solok yaitu :
a.
Merencanakan program kerja SPNF SKB berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b.
Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau
tertulis agar dapat diproses lebih lanjut.
c.
Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara lisan atau
tertulis agar bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya.
d.
Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja
untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaan.
e.
Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan
kegiatan SPNF SKB.
f.
Membuat draf naskah dinas sebagai bahan pertimbagan
pengambilan kepu-tusan dan mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait
pelaksanaan tugas dan kegiatan, dan
g.
Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan berdasarkan
hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan.
2. Tugas pokok Kasubag Tata Usaha (TU)
Adapun tugas dari kepala sub bagian tata usaha
yakni :
a.
Merencanakan program kerja SPNF SKB berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Membagi
tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar dapat diproses lebih
lanjut
c. Memberi
petunjuk kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar bawahan mengerti
dan memahami pekerjaannya
d. Memeriksa
pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui adanya kesalahan
atau kekeliruan serta upaya penyempurnaan.
e. Mengkoordinasikan
dan pengelolaan pelaksanaan administrasi persuratan, kearsipan, kepustakaan,
pengelolaan rumah tangga, administrasi barang, kehumasan dan keprotokoleran,
administrasi kepegawaian serta penata
usahaan keuangan dilingkup SPNF SKB.
f. Membuat
draf naskah dinas sebagai bahan pertimbagan pengambilan keputusan dan
mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan kegiatan, dan
g. Melaporkan
pelaksanaan tugas kepeda atasan berdasarkan hasil kerja sebagai bahan evaluasi
bagi atasan.
3. Tugas Pokok Pamong Belajar SPNF SKB Kota Solok
Adapun tugas pokok dari pamong belajar di
UPTD SKB Kota Solok mengacu pada Permenpan Nomor : 15 tahun 2010 tanggal 5 juli
2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan angka kreditnya, uraian
tugasnya sebagai berikut:
a.
Rincian kegiatan pamong belajar pertama,
yaitu: golongan III/a dan III/b.
1)
Mengidentifikasi penyelenggaraan program PNFI sebagai
anggota;
2)
Melaksanakan pemantapan persiapan kegiatan
pembelajaran/ pelatihan/ pembimbingan sebagai anggota;
3)
Menyusun desain penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
sebagai anggota;
4)
Menyusun silabus pembelajaran;
5)
Menyusun silabus pelatihan;
6)
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
7) Menyusun
rencana pelaksanaan pelatihan;
8) Melaksanakan
pembelajaran;
9) Melaksanakan
pelatihan;
10) Menyusun
instrumen penilaian hasil pembelajaran sesuai mata pelajaran/ materi yang
diampunya/ disampaikan;
11) Menyusun
instrument penilaian hasil pelatihan sesuai mata pelajaran/ materi yang
diampu/disampaikan;
12) Menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai mata pelajaran/materi yang diampunya/disampaikan;
13) Menilai dan
mengevaluasi hasil pelatihan sesuai mata pelajaran/materi yang
diampunya/disampaikan;
14) Menganalisis
hasil penilaian pembelajaran;
15) Menganalisis
hasil penilaian pelatihan
16) Melaksanakan
diskusi terfokus hasil penilaian pembelajaran/ pelatihan/ pembimbingan;
17) Melaksanakan
perbaikan dan pengayaan pembelajaran/pelatihan/ pembim-bingan berdasarkan hasil
diskusi terfokus;
18) Menyusun
desain pengkajian program sebagai anggota;
19) Menyusun
instrumen pengkajian program sebagai anggota;
20) Memvalidasi
instrumen pengkajian program sebagai
anggota;
21) Melaksanakan
orientasi petugas pengumpul data
22) Melakukan
pengumpulan, pengolahan, analisis, serta pelaporan, pengkajian program sebagai
anggota;
23) Menyusun
rancangan pengembangan model program dan/atau model pembelajaran/
pelatihan/pembimbingan/ PNFI sebagai anggota.
24) Melaksanakan
pengembangan model program dan/atau model pembela-jaran/pelatihan/pembimbingan
PNFI sebagai anggota.
b. Rincian
kegiatan Pamong Belajar Muda, Golongan III/c dan III/d adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi
penyelenggaraan program PNFI sebagai ketua;
2) Melaksanakan
pemantapan persiapan kegiatan pembelajaran/Pelatihan /pembimbingan sebagai
ketua;
3) Menyusun
desain penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar sebagai anggota;
4) Menyusun
silabus pembelajaran;
5) Menyusun
silabus pelatihan;
6) Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran;
7) Menyusun
rencana pelaksanaan pelatihan;
8) Melaksanakan
pembelajaran;
9) Melaksanakan
pelatihan;
10) Menyusun
instrumen penilaian hasil pembelajaran sesuai mata pelajaran/mate-ri yang diampunya/disampaikan;
11) Menyusun
instrumen penilaian hasil pelatihan sesuai mata pelajaran/materi yang
diampunya/disampaikan;
12) Menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai mata pelajaran/materi yang
diampunya/disampaikan;
13) Menilai dan
mengevaluasi hasil pelatihan sesuai mata pelajaran/materi yang
diampunya/disampaikan;
14) Menganalisis
hasil penilaian pembelajaran;
15) Menganalisis
hasil penilaian pelatihan;
16) Melaksanakan
diskusi terfokus hasil penilaian pembelajaran/pelatihan/pem-bimbingan;
17) Melaksanakan
perbaikan dan pengayaan pembelajaran/pelatihan/pembim-bingan berdasakan hasil
diskusi terfokus;
18) Menyusun
desain pengkajian program sebagai anggota;
19) Menyusun
instrumen pengkajian program sebagai anggota;
20) Memvalidasi
instrumen pengkajian program sebagai anggota;
21) Melaksanakan
orientasi petugas pengumpul data pengkajian program sebagai anggota;
22) Melakukan
pengumpulan, pengolahan, analisis, serta pelaporan pengkajian program sebagai
anggota;
23) Menyusun
rancangan pengembangan model program dan/atau model pembelajaran/pelatihan/pembimbingan
PNFI anggota; dan
24) Melaksanakan
pengembangan model program dan/atau model pembela-jaran/pelatihan/pembimbingan
PNFI sebagai anggota.
c. Rincian
kegiatan Pamong Belajar Madya, yaitu: Golongan IV/a , IV/b dan IV/c adalah
sebagai berikut:
1) Menganalisis
hasil identifikasi penyelenggaraan program PNFI;
2) Menyusun
desain penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar sebagai ketua;
3) Menyusun
silabus pembelajaran;
4) Menyusun
silabus pelatihan;
5) Menyusun
silabus pembimbingan;
6) Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran;
7) Menyusun
rencana pelaksanaan pelatihan;
8) Menyusun
rencana pelaksanaan pembimbingan;
9) Melaksanakan
pembelajaran;
10) Melaksanakan
pelatihan;
11) Melaksanakan
pembimbingan;
12) Menyusun
instrumen penilaian hasil pembelajaran sesuai matapelajaran/materi yang
diampunya/disampaikan;
13) Menyusun
instrumen penilaian hasil pelatihan sesuai mata pelajaran/materi yang
diampunya/disampaikan;
14) Menyusun
instrumen penilaian hasil pembimbingan sesuai mata pelajaran/ materi yang
diampunya/disampaikan;
15) Menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai mata pelajaran/materi yang
diampunya/disampaikan;
16) Menilai dan
mengevaluasi hasil pelatihan sesuai mata pelajaran/ materi yang
diampunya/disampaikan;
17) Menilai dan
mengevaluasi hasil pembimbingan sesuai mata pelajaran/materi yang
diampunya/disampaikan;
18) Menganalisis
hasil penilaian pembelajaran;
19) Menganalisis
hasil penilaian pelatihan;
20) Menganalisis
hasil penilaian pembimbingan;
21) Melaksanakan
diskusi terfokus hasil penilaian pembelajaran pelatihan/ bim-bingan;
22) Melaksanakan
perbaikan dan pengayaan pembelajaran/ pembimbingan berda-sarkan hasil diskusi
terfokus;
23) Menyusun
desain pengkajian program sebagai ketua;
24) Menyusun
instrumen pengkajian program sebagai ketua;
25) Memvalidasi
instrumen pengkajian program sebagai ketua;
26) Melaksanakan
orientasi petugas pengumpul data pengkajian program sebagai ketua;
27) Melakukan
pengumpulan, pengolahan, analisis, serta pelaporan pengkajian program sebagai
ketua;
28) Menyusun
rancangan pengembangan model program dan/atau model pembelajaran/ pelatihan/
pembimbingan PNFI sebagai ketua; dan
29) Melaksanakan
pengembangan model program dan/atau model pembelajaran / pelatihan/pembimbingan
PNFI sebagai ketua

PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA
Magang Pendidikan Luar Sekolah merupakan
suatu kegiatan dimana mahasiswa yang di tempatkan untuk bekerja pada suatu
instansi atau lembaga yang relevan dengan kegiatan pendidikan luar sekolah
untuk dapat mengenal, mengetahui, menganalisis dan mampu melaksanakan
program-program pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dibawah dosen pembimbing
dan fasilitator, pamong atau tutor di lapangan.
Sejalan dengan hal
tersebut, untuk tahun ini kegiatan pemagangan mahasiswa PLS angkatan 2017 di
bagi menjadi 11 kelompok wilayah kerja meliputi : BP PAUD dan DIKMAS sumbar
Kota Pariaman, Bidang PAUDNI Dinas Pendidikan Kota Padang, SPNF SKB wilayah 1
Kota Padang, SPNF SKB wilayah 2 Kota Padang, SPNF SKB Kota Solok, SPNF SKB Kota
Padang Panjang, SPNF SKB Kabupaten Agam,
SPNF SKB Kabupaten 50 Kota, SPNF SKB wilayah 1 Tanah Datar, SPNF SKB wilayah 2
Tanah Datar, SPNF SKB Kabupaten Pasaman di Lb. Sikaping. Dalam pelaksana magang
di SKB Kota Solok yang dimulai pada tanggal 25 Juli 2017 sampai 23 September
2017. Berbagai kegiatan yang bersifat administratif dan kelembagaan telah kami
ikuti. Adapun pengalaman yang penulis
dapatkan selama kegiatan pemagangan ini antara lain sebagai berikut :
A. Pengalaman Teknis Administratif
Adapun pengalaman yang penulis dapatkan dalam bidang Teknik
Administratif meliputi:
1.
Membuat daftar hadir mahasiswa magang PLS FIP UNP di
SPNF SKB.
2.
Mengetik surat dinas yang diberikan sesuai dengan
arahan pamong dan staf TU.
3.
Merekap ulang data Warga Belajar keterampilan Tune-Up sepeda motor.
4.
Mengetik
soal ujian keterampilan Tune-Up sepeda motor.
5.
|
6.
Merekap
ulang data Warga Belajar Paket B kelas VII.
7.
Mengetik
data Warga Belajar Paket B kelas VII.
B.
Pengalaman
Teknis Edukatif
Selain pengalaman administratif yang diperoleh mahasiswa selama magang di SPNF SKB Solok, Mahasiswa juga mendapatkan pengalaman edukatif dalam hal :
1.
Merencanakan
Pembelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh pamong yaitu
membelajarkan Warga Belajar paket A dan B mahasiswa harus mempersiapkan diri
dulu sebelum membelajarkan, selain itu mahasiswa membaca silabus dan RPP yang
di berikan oleh pamong.
2.
Melaksanakan
Pembelajaran
Adapun pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa adalah sebagai
berikut:
a. Mengajarkan Warga Belajar paket A (setara SD) di SPNF SKB Solok.
Paket A di SPNF SKB diadakan pada tiga hari yaitu hari senin, selasa, dan rabu. Paket A ini dimulai dari jam setengah 9 sampai jam setengah 12. Pembelajaran paket A ini hanya pembelajaran yang untuk Ujian Nasional dan Ujian Sekolah saja seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Agama Islam, dan PKN.
b. Mengajarkan Warga Belajar paket B (setara SMP) di SPNF SKB Solok.
Paket B di SPNF SKB diadakan pada tiga hari
yaitu hari senin, selasa, dan rabu. Paket B ini dimulai dari jam 9 sampai jam
13. Pembelajaran paket B ini hanya pembelajaran yang untuk Ujian Nasional dan
Ujian Sekolah saja seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris IPA,
IPS, Agama Islam, dan PKN.
- Memberikan motivasi dan nasehat kepada Warga Belajar paket A.
- Memberikan motivasi dan nasehat kepada Warga Belajar paket B.
- Mengamati dan mengawasi proses belajar mengajar keterampilan Tune-Up sepeda motor.
- Sharing bersama Warga Belajar keterampilan Tune-Up sepeda motor.
- Sharing bersama tutor keterampilan Tune-Up sepeda motor.
3.
Mengevaluasi Pembelajaran
Penilaian pembelajaran di Program Kejar
Kesetaraan Paket A
dilakukan dengan menggunakan 4 (empat ) macam jenis penilaian yang antara lain
meliputi : (1).Penilaian harian, (2) Penilaian tiap-tiap modul pembelalajaran
Penilaian modul belajar dilaksanakan dengan tugas mandiri dan tugas kelompok.
(3) Penilaian semester, (4) Evaluasi akhir Kelas. Dalam hal ini mahasiswa hanya melakukan
penilain harian dimana setiap akhir pembelajaran warga belajar diberikan
soal/latihan bertujuan melihat perkembangan pengetahuan yang diberikan oleh
mahasiswa sekaligus sebagai tutor.

ANALISIS KASUS
A.
Gambaran
Kasus
SKB Solok mempunyai tugas melakukan pembuatan percontohan dan
pengendalian mutu pelaksanaan program Pendidikan Non Formal. Program–program
dan kegiatan teknisi yang dilaksanakan SKB
Solok seperti; Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan
(Paket A Setara SD, Program paket B Setara SLTP, Program Paket C Setara SLTA), Program Keaksaraan Fungsional (KF),
Program Pendidikan Anak Usia Dini( PAUD), dan Pendidikan Berkelanjutan (Life Skills dan Kursus).
Program Paket A
merupakan salah satu program PLS yang memberikan pelayanan pendidikan setara
SD, sasarannya yaitu warga belajar yang putus sekolah pada saat SD.
Berdasarkan pengamatan penulis
selama melaksanakan kegiatan magang terutama ketika membuat laporan akhir
kegiatan program Paket A
di SPNF SKB Solok yang kegiatan pembelajarannya dilaksanakan 3
(tiga) kali dalam seminggu yaitu pada hari Senin, Selasa dan Rabu.
Dalam hal ini penulis menemukan suatu kasus atau permasalahan yaitu
rendahnya minat belajar dapat di lihat dari tingkat kehadiran WB yang lebih
sedikit dari jumlah warga belajar yang terdaftar sebagai WB Paket A serta
jumlah kehadiran WB kurang dari waktu yang telah ditetapkan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Rekapitulasi absensi program paket A setara SD di SPNF SKB Solok
No
|
Nama
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu
III
|
Minggu IV
|
Ket
|
|
1
|
Aiman Wahid hasbi
|
Tidak pernah absen
|
Tidak pernah absen
|
1 kali absen
|
1 kali absen
|
|
|
2
|
Fanesa Grecia Ananda
|
1 kali absen
|
1 kali absen
|
3 kali absen
|
1 kali absen
|
||
3
|
Dede Ramadhan
|
Tidak pernah absen
|
1 kali absen
|
|
Tidak pernah absen
|
||
4
|
Mardy
|
3 kali absen
|
3 kali absen
|
2 kali absen
|
1 kali absen
|
||
5
|
Bardiyanto putra
|
Tidak pernah absen
|
1 kali absen
|
1 kali absen
|
3 kali absen
|
||
6
|
Alwahyudi
|
Tidak pernah absen
|
Tidak pernah absen
|
1 kali absen
|
Tidak pernah absen
|
||
7
|
Ikhsan Rahmadi
|
3 kali absen
|
3 kali absen
|
2 kali absen
|
3 kali absen
|
||
8
|
Budiman
|
3 kali absen
|
3 kali absen
|
Tidak pernah absen
|
Tidak pernah absen
|
||
9
|
Wulan Permata Sari
|
3 kali absen
|
3 kali absen
|
1 kali absen
|
1 kali absen
|
||
10
|
Ramdi Febrianto
|
2 kali absen
|
2 kali absen
|
3 kali absen
|
1 kali absen
|
Sumber : Rekapitulasi daftar
hadir WB paket
A setara SD di
SPNF SKB Solok
Dari tabel
1 dapat dijelaskan bahwa jumlah warga
belajar yang hadir pada saat PBM tidak sebanyak WB yang terdaftar sebagai WB
Paket A di SPNF SKB Solok dan tingkat kehadiran WB tidak sesuai dengan jumlah tatap muka pada
setiap minggunya.
B.
Penyebab
Kasus.
Menurut
penulis, motivasi belajar warga belajar paket A di SPNF SKB Solok ini
disebabkan oleh :
1. Usia
warga belajar yang relatif berbeda sehingga sulit untuk mengikuti proses
pembelajaran secara rutin sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati
sebelumnya, karena WB mempunyai suatu kesibukan yang terkadang tidak bisa
ditinggalkannya.
2. Warga
belajar berasal dari keluarga kurang mampu sehingga anak sebagai warga belajar
ikut membantu orang tua mencari nafkah.
3. Anak
bekerja jauh dari lokasi kegiatan belajar.
4. Kurangnya
kesadaran dari individu itu sendiri (WB) untuk mengikuti proses pembelajaran.
5. Kurangnya
dukungan atau motivasi dari keluarga atau orang terdekat bahwa pendidikan itu
penting.
6. Kurangnya
dukungan dan partisipasi tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakat mengikuti
pendidikan.
C.
Alternatif
Penyelesaian Kasus.
Alternatif yang dapat dilakukan oleh pamong dan tutor untuk menyelesaikan
kasus tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Berusaha memahami dan mendekati warga belajar secara
individu dan menanyakan apa masalah yang sedang dihadapinya.
2.
Tutor maupun Pamong memberikan motivasi pada orang tua
dan anak agar dapat mengikuti program ini dengan lebih serius dan aktif bahwa
pendidikan itu sangatlah penting
3.
Tutor selalu memberikan bimbingan belajar untuk
memotivasi kehadiran warga belajar
4.
Mengajak tokoh masyarakat untuk berpartisipasi dalam
dunia pendidikan.
5.
Tutor menciptakan ragi belajar yang bervariasi dan
lebih menarik sehingga membangkitkan semangat dan keinginan belajar warga
belajar tersebut.
D.
Penyelesaian
Kasus.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah harus ada motivasi dari
orang terdekat warga belajar, baik itu orang tua, keluarga dan motivasi belajar
dari pamong belajar serta tutor. Istilah motivasi berasal dari kota motiv yang
dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motiv tidak dapat diamati
secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku, berupa
rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku
tertentu.
Menurut Sudirman (2001:73) motivasi adalah serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seorang itu mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka maka ia akan berusaha meniadakannya.
Selain itu Slameto (2003:73), menyatakan bahwa kesuksesan dalam konteks
pencapian tujuan belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu (1) faktor intern :
faktor jasmaniah, faktor psokologi (intelejensi,perhatian, minat, bakat, motif,
dan kesiapan), faktor kelelahan (2) faktor ekstern : sekolah dan masyarakat.
Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986)
mendefinisikan
motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat
memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan
seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.
Sedangkan belajar menurut Morgan adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
dorongan atau daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar Warga
Belajar (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Penyelesaian permasalahan rendahnya
motivasi warga belajar dalam mengikuti proses pembelajaran di program paket A salah satunya adalah
melalui peran aktif Pamong Belajar/ tutor dalam memahami kondisi warga belajar
dan memberikan dorongan serta semangat kepada kepada warga belajar untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
Fradsen dalam Suryabrata (1995:235)
mengatakan bahwa hal yang mendorong atau memotivasi seseorang terus belajar
adalah sebagai berikut:
1. Adanya
sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih luas.
2. Adanya
sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
3. Adanya
sifat ingin mendapatkan simpati dari orangtua, guru dan teman-temannya.
4. Adanya
sifat ingin memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha baru baik dengan
kooperasi maupun dengan kompetisi .
5. Adanya
keinginan `untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai ilmu pengetahuan.
6. Adanya
Penghargaan dan ganjaran sebagai akhir daripada belajar.
Berdasarkan teori dan alternatif penyelesaian kasus diatas untuk
mengatasi permasalahan tersebut yaitu harus ada kerjasama antara pamong dan
tutor dalam usaha memahami dan mendekati warga belajar secara individu dan
menanyakan apa masalah yang sedang dihadapinya dan tutor hendaknya orang yang
ahli dalam Pendidikan dan bidang pelajarannya sehingga proses pembelajaran
benar-benar tersampaikan atau dapat dipahami dengan baik oleh WB. Selain itu
tutor juga memberikan cerita-cerita tentang orang sukses dan kata-kata motivasi
sehingga bisa menimbulkan rasa ingin tahu dan keinginan warga belajar untuk
maju.

PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
SKB adalah
salah satu satuan pendidikan non formal pada tingkat kabupaten/kotamaya yang meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan
(kelompok minat pemuda dan kelompok pemuda produktif), pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja
(kursus, magang, KBU), pendidikan kesetaraan (Paket A, B, dan C), serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
2.
SPNF SKB Kota Solok mempunyai tugas melakukan pembuatan percontohan dan
pengendalian mutu pelaksanaan program Pendidikan Non Formal. Program–program
dan kegiatan teknisi yang dilaksanakan SPNF SKB Kota Solok seperti; Keaksaraan
fungsional, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Kesetaraan (Kesetaran
SD, SMP, SMA), Pendidikan Berkelanjutan (Life Skills dan Kursus).
3.
Pelaksanaan teknis administrasi yang diperoleh
mahasiswa magang di SPNF SKB Solok
yaitu Membuat daftar hadir mahasiswa magang PLS FIP UNP di SPNF SKB, Mengetik surat dinas yang
diberikan sesuai dengan arahan pamong dan staf TU, merekap ulang data Warga Belajar keterampilan Tune-Up sepeda motor,
mengetik soal ujian keterampilan Tune-Up sepeda motor, mengambil daftar hadir Warga
Belajar keterampilan Tune-Up
sepeda motor, merekap ulang data Warga Belajar Paket B kelas VII, dan mengetik
data Warga Belajar Paket B kelas VII. Sedangkan pelakasanaan teknis
edukatif yang diperoleh mahasiswa magang yaitu Mahasiswa mendapatkan pengalaman
edukatif dalam hal mengajarkan
Warga Belajar paket A (setara SD) di SPNF SKB, mengajarkan Warga Belajar paket A (setara SD)
di SPNF SKB, memberikan
motivasi kepada Warga Belajar Paket A, Paket B, dan WB keterampilan Tune-Up
Sepeda Motor.
4.
|
B. Saran
1.
Bagi mahasiswa PLS yang akan magang agar dapat
mendalami dan memahami program-program PLS diharapkan juga dapat membentuk
program Pendidikan Luar Sekolah sebagai aplikasi ilmu yang telah didapat.
2.
Semoga kerja sama antara pihak Perguruan Tinggi dengan
lembaga tempat magang selalu berjalan dengan baik kedepannya.